fadhilah
halo sahabat?
setiap saat rasanya ingin ku kirimkan pesan singkat seperit itu. atau paling tidak aku ingin menanyakan kabarmu. satu hari seperti satu tahun tidak bersamamu. aku semakin takut, ketika hujan datang, ketika angin berhembus. semua ketakutanku tiba-tiba lahir. padahal hujan teramat aku sukai dulunya, padahal setiap tetesan dulunya memberikan goresan kebahagiaan dalam diriku. tapi sekarang? aku teramat takut ketika hujan turun. suara jutaan butir air yang menghunjam bumi terdengar termat keras hingga mengguncang aliran aliran darahku. aku selalu tepekur mengenang segalanya. menantikan siluet tubuhnya dari cahaya-cahaya lampu di bibir jalan itu.
nafasku selalu tercekat dalam diamku. aku selalu menantikan ketika fajar datang menggantikan malam, dia hadir dalam pesan singkatku, menanyakan kabarku. wah, aku terus bermimpi di setiap putaran waktu.
bisikan kesunyian terus mengusikku, aku terus saja berusaha merangkak menjauhi takdirku. takdir yang selalu menyadarkanku bahwa kamu tidak lagi di sini. ajarkan aku bagaimana caranya melupakan, ajarkan aku bagaimana caranya bahagia. agar aku tak kenal air mata.
melupakan? haruskah aku melupakan setiap kebahagiaan yang selama ini kita ukir dalam lembaran kesehariaan kita, haruskah aku menghapus semuanya? sama sekali aku tidak ingin. sama sekali aku mungkin tidak bisa. masihkah aku pantas disebut sahabat olehmu? terlalu banyak misteri dalam setiap tanda tanyaku.
0 Responses

Posting Komentar