fadhilah

Dalam remang senja aku berdiri  menatap kekosongan dimensi ini
Memainkan sunyi hatiku  di kedalaman batu

Nafas yang kau hembuskan seolah-olah menjadi senjata tajam untukku
Kau berganti warna tak lagi menjadi kunang-kunangku
Terbang dengan kesunyian yg menerpaku
Tenggelam dalam biru rinduku

Merasakan putaran waktu yang begitu marathon
Ketika kau tak disampingku
Baja-baja keasinganku
Selalu saja mengusikku

Kau terus saja menyeretku dalam jurang kesunyian
Hingga aku ingin merangkak menjauhi takdir
Ingin melumpuhkan pikiranku
Hingga aku tak sadar bahwa kau tidak disampingku

Sesak yang kupikul
Membuat tulang rusukku terbang
Melebur dengan udara
Lalu dilenyapkan oleh sang hujan

Sekarang jemariku tak mampu menyentuhmu
bahkan bayanganmu tak mampu kuikuti
nafasku terus tercekat
air mata yg terseok-seok menuju pipiku
tak dapat lagi kutampung

hanya satu yg ingin kukatakan tubuhku berlumur rindu akan sosok dirimu


0 Responses

Posting Komentar